Minggu, 04 November 2012

NERACA PEMBAYARAN


TUGAS EKONOMI MONETER
TENTANG “ NERACA PEMBAYARAN “




Disusun oleh:
Novi Trilestari (109020003)
Manajemen 2A


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehaditat Allah  SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah  tentang “ NERACA PEMBAYARAN.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis  tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah ini. Dan tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak H.Dadang Tresnayadi, SE,MM  yang telah membimbing kami.
Dalam  penyusunan karya ilmiah ini penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.







                                                                                    Cirebon,      Juni  2011
                       

                                                                                              Penyusun                                                                                                                                                          



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………..……………    xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................     xii
BAB I             PENDAHULUAN………………………………………………     1
                        1.1 Alasan Pembuatan Judul…………………………………….      1
                        1.2 Maksud……………………………………………………...      1
                        1.3 Tujuan……………………………………………………….      1
BAB II                        PEMBAHASAN
                        2.1       Definisi………………………………………….………      2
                        2.2       Komponen Neraca Pembayaran..……………………….       3
                        2.3       Beberapa Pengertian “Balance” Dalam Suatu Neraca
            Pembayaran .…………………………………..…….….       6
                        2.4       Masalah Dalam Analisa Pembayaran..............................        8
                        2.5       Surplus & Defisit Neraca Pembayaran….……………...       9
                        2.6       Dampak Neraca Pembayaran Terhadap perekonomian
            Suatu Negara……………….……………………......       13
                        2.7       Kebutuhan Akan Hutang Luar Negeri….…….………..       13
                        2.8       Kebaikan & Keburukan Hutang Luar Negeri
            Bagi Indonesia…………………………………………        14       
2.9       Upaya Pengelolaan Hutang Luar Negeri………………        16
2.10     Neraca Pembayaran 2011 Diprediksi
Surplus………………………………………………….       18
BAB III          PENUTUP
                        3.1 Kesimpulan……………………………………………….....      19       
                        3.2 Saran………………………………………………………...      22       
DAFTAR PUSTAKA………………………..………………............................      23
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 ALASAN PEMBUTAN JUDUL
            Adapun alasan dari pembuatan judul karya ilmiah ini adalah agar kita bisa mengetahui dan memahami tentang apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran, komponen dari neraca pembayaran, masalah dalam analisa pembayaran, dampak neraca pembayaran terhadap perekonomian suatu negara, kebaikan & keburukan hutang luar negeri bagi Indonesia dan lain sebagainya.
2.2 MAKSUD
            Maksud dari pembuatan karya ilmiah ini tidak lain adalah untuk mengetahui tentang neraca pembayaran suatu negara. Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, kita juga bisa mengetahui keadaan cadangan devisa negara dan beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran
2.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dan sampaikan kepada pembaca dalam penyusunan karya ilmiah ini diantaranya sebagai berikut :
  1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan Neraca Pembayaran ?
  2. Mengetahui tentang komponen-komponen dari neraca pembayaran,
  3. Mengetahui tentang dampak dari neraca pembayaran terhadap perekonomian suatu negara,
  4. Mengetahui tentang masalah dalam analisa pembayaran dan mengetahui surplus dan defisit neraca pembayaran,
  5. Mengetahui tentang kebaikan dan keburukan hutang luar negeri bagi Indonesia dan upaya pengelolaan hutang luar negeri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain. Catatan semacam ini sangat berguna untuk berbagai macam tujuan. Namun tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada penguasa pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan, dan pembayaran internasional. Dari pengertian tersebut di atas ada dua hal yang perlu mendapatkan penjelasan.
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah catatan sitematis dari semua transaksi ekonomi internasional, baik perdagangan, investasi, maupun pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri suatu negara dan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang dinyatakan dalam dolar AS. (Tulus tambunan, 2000). Pendapat Tulus Tumbunan diidukung oleh International Monetary Found (IMF) 1993 yang menyatakan, Balance of payment adalah “A statement that systematically, for specific time period, the economic transactions of an economic with the rest of the world. Transaction, for the most part between residents and nonresident, consist of those involving goods, services, and income; those involving financial claim an assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries to balance in an accounting sense – one set transaction”.

2.1.1. Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi:
            - Orang perorangan/individu, 
            - Badan hukum,
            - Pemerintah.
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya touris) dianggap sebagai penduduk dimana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh “center of interest”. Dalam menentukan center of interest dapat dipakai sebagai ukuran adalah dimana mereka memperoleh penghasilan tetap atau dimana mereka bekerja. Suatu badan hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana badan hukum tersebut memperoleh status sebagai badan hukum. Cabang-cabangnya yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri. Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang diwakilinya. Jadi misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional.
2.1.2. Yang termasuk neraca pembayaran internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja. Transaksi bantuan militer, misalnya, tidak termasuk di dalamnya. Dalam transaksi ekonomi ini perlu dibedakan antara transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Pembedaan lain dari transaksi ekonomi adalah transaksi dari transaksi ekonomi adalah transaksi yang sedang berjalan (current account) dan transaksi capital (capital account). Transaksi yang sedang berjalan adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa, sedangkan transaksi capital adalah transaksi yang menyangkut transaksi investasi modal dan emas. Hadiah (gift), bantuan (aid) dan transaksi satu arah yang lain (unilateral transfer) dapat digolongkan ke dalam transaksi yang sedang berjalan atau sebagai transaksi tersendiri, yakni transaksi satu arah.
2.2. KOMPONEN NERACA PEMBAYARAN.
Neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan ( current account) dan neraca modal.
a.    Neraca Barang ( Neraca Perdagangan).
Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang. Transasksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah,  kayu, karet,  dan sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya arus uang masuk atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang-barang merupakan transaksi debit karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan arus uang atau dana ke luar negeri).

b.    Neraca Jasa.
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa terdiri dari penjualan  jasa angkutan turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dari modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit, sedangkan impor jasa yang meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga pinjaman, deviden atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.

c.    Neraca Modal.
Neraca modal (capital account) termasuk transaksi modal, yang terdiri dari transaksi jangka pendek dan transaksi jangka panjang.
1.    Transaksi modal jangka pendek meliputi :
Ø  Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit),
Ø  Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di dalam negeri milik penduduk negara lain,
Ø  Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debit) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit).
2.    Transaksi modal jangka panjang meliputi :
Ø  Transaksi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit),
Ø  Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi debit) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit),
Ø  Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi debit).

d.   Lalu Lintas Moneter.
Transaksi ini sering disebut accommodating transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transasksi lain. Transaksi itu disebut juga autonomous, karena timbul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi transaksi lainnya. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan transaksi modal serta transaksi satu arah. Perbedaan antara transaksi autonomous debet dengan kredit diseimbangkan dengan transaksi lalu lintas moneter. Termasuk ke dalam  transaksi lalu lintas moneter adalah mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri, serta aktiva luar negeri. Berbeda dengan itu debet atau surplus  neraca pambayaran dapat diketahui dari transaksi autonomous tersebut. Defisit terjadi apabila transaksi autonomous debit lebih besar dari transaksi autonomous kredit. Sebaliknya terjadi surplus apabila transaksi autonomous kredit lebih besar daripada transaksi autonomous debit.

e.    Transaksi Satu Arah.
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan kewajiban pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan bantuan (aid). Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain, maka ini merupakan transaksi debit. Sebaliknya, apabila suatu negara menerima bantuan atau hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit.

f.     Selisih Perhitungan (Errors and Omissions).
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama.
2.3. Beberapa Pengertian “Balance” dalam Suatu Neraca Pembayaran.
Kosep “balance” dalam neraca pembayaran mempunyai arti yang berbeda-beda. Pada dasarnya ada 4 pengertian balance.
1.    Basic balance,
Tabel 12.1 menunjukan bahwa basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan (current account balance) ditambah transaksi modal jangka panjang. Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubahan yang prinsipil dalam perekonomian, seperti misalnya: perubahan harga, kurs valuta asing, dan pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam Basic balance akan tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih yang diperhitungkan (Errors and Omissions). Dengan demikian, basic balance memberikan informasi tentang akibat perubahan perekonomian terhadap neraca pembayaran, yakni akibatnya terhadap aliran modal jangka pendek. Kalau misalnya pemerintah menghendaki suatu target tertentu untuk aliran modal jangka pendek, maka perhatian khusus harus diarahkan kepada akibat kebijaksanaan ekonomi pemerintah terhadap transaksi yang sedang berjalan dan aliran modal jangka panjang. Menurut pandangan ini, dalam jangka panjang basic balance akan menjadi nol. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa aliran modal jangka pendek (oleh pemerintah dan/atau swasta) akan sama dengan nol, artinya aliran modal masuk akan sama dengan aliran modal keluar.

2.    Balance transaksi “autonomous”,
Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka pendek. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan balance transaksi autonomous daripada basic balance sebab kenyataannya aliran modal jangka pendek itu jarang sekali sama dengan nol. Seperti telah diuraikan diatas, defisit atau surplus suatu neraca pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous yang kemudian tercermin dalam transaksi accommodating (yakni aliran modal pemerintah jangka pendek).

3.    Liquidity balance,
Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dengan balance transaksi autonomous adalah di dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka pendek. Kekayaan asing (misalnya surat-surat berharga jangka pendek atau deposito bank) yang dimiliki oleh penduduk Amerika Serikat diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan neraca pembayaran Dalam tabel 12.1 balance ini bersama basic balance dan selisih yang diperhitungkan merupakan faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya kekayaan jangka pendek Amerika yang dimiliki penduduk lain dianggap sebagai sumber pembiayaan ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran.

4.    Balance transaksi pemerintah jangka pendek.
Konsep balance inipun diperkembangkan di Amerika Serikat. Menurut konsep ini, neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih uang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dengan modal Amerika jangak pendek yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter negara lain). Ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah serta modal pemerintah jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter asing.

Tabel 12.1
Beberapa Konsep Balance untuk
Analisa Neraca Pembayaran Internasional

I.                   Basic Balance
1.      Balance dalam transaksi yang yang sedang berjalan (current account),
2.      Balance dalam rekening modal jangka panjang,   +
3.      Basic balance, yang diimbangi dengan:    =
4.      Balance dalam rekening modal jangka pendek,
5.      Transaksi reserves pemerintah,
6.      Selisih perhitungan
II.                Balance Transaksi Aotonomous
1.      Basic balance,
2.      Balance dalam transaksi modal jangka pendek,   +
3.      Balance transaksi autonomous, yang diimbangi dengan: =
4.      Transaksi reserves pemerintah,
5.      Selisih perhitungan.
III.             Liquidity Balance
1.      Basic balance,
2.      Modal jangka pendek yang dimiliki oleh penduduk sendiri,  +
3.      Selisih perhitungan,           +
4.      Liquidity balance, yang diimbangi dengan:          =
5.      Transaksi reserves pemerintah,
6.      Modal jangka pendek yang dimilki penduduk asing.
IV.             Balance Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
1.      Basic balance,
2.      Balance dalam rekening modal jangka pendek,    +
3.      Modal jangka pendek yang dimiliki oleh badan-badan moneter asing,  -
4.      Selisih perhitungan,           +
5.      Balance transaksi pemerintah jangka pendek, yang diimbangi dengan:   =
6.      Transaksi reserves pemerintah,
7.      Modal jangka pendek yang dimliki oleh badan-badan moneter asing.

2.4. Masalah Dalam Analisa Neraca Pembayaran.
Keempat konsep balance tersebut di atas sangat membantu di dalam analisa suatu neraca pembayaran. Namun, sangat sukar untuk menentukan konsep balance yang mana yang paling relevan, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah, analisa trend suatu perekonomian atau membuat suatu perkiraan tentang arah perkembangan ekonomi. Setiap konsep balance menunjukan aspek yang berbeda.
Tujuan analisa neraca pembayaran sangat berbeda-beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya. Kesukaran timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain:
1.    Sering kali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Sebagai contoh: investasi di luar negeri sepintas lalu akan menambah defisit neraca pembayaran, sebab transaksi ini menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Tetapi kalau ditinjau lebih lanjut, investasi luar negeri ini nantinya akan  dapat mendatangkan keuntungan masuk serta kemungkinan untuk ekspor bahan mentah atau barang-barang kebutuhan pabrik sebagai akibat dari investasi luar negeri tersebut (terutama kalau investasi luar negeri ini berupa penanaman modal langsung dalam bentuk pendirian pabrik di luar negeri). Demikian juga bantuan yang diberikan kepada negara lain. Kalau dilihat secara terpisah, bantuan ini akan menambah deficit neraca pembayaran. Tetapi kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) tersebut dalam bantuan terikat, artinya bantuan tersebut harus digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negeri pemberi bantuan tersebut. Dalam hal semacam ini bantuan yang diberikan kepada negara lain malah mungkin akan dapat memperbaiki neraca pembayaran internasionalnya.
2.    Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Sebagai contoh, Amerika Serikat, penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besar daripada investasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang masuk ini, transaksi yang sedang berjalan harus defisit. Dalam hal ini jelas bahwa defisit tidak selalu jelek. Dengan demikian, defisit atau surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.
3.    Keputusan untuk memberi bantuan (aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan (misalnya diukur dengan penghasilan per kapita) bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. Seperti misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayarannya dan Inggris defisit, tidak berarti Indonesia memulai memberi bantuan pada Inggris.

2.5.  SURPLUS DAN DEFISIT NERACA PAMBAYARAN.
Pada prinsipnya neraca pembayaran selalu seimbang. Saldo dalam neraca pembayaran selalu nol. Hal ini terjadi karena neraca pembayaran disusun berdasarkan prinsip buku berpasangan, yang secara teoritis selalu seimbang. Artinya jumlah debit harus selalu sama dengan jumlah kterdit. Dalam analisis ekonomi, pos saldo kurang penting artinya.
Kita sering mendengar istilah surplus maupun defisit neraca pembayaran. Agar arti surplus dan defisit dapat kita pahami maka kita perlu memperhatikan  arus transaksi otonom (autonomous transaction) sebagai berikut :
Neraca pembayaran dikatakan dalam posisi defisit bila transaksi kredit otonom (credit autonomous transaction) lebih kecil daripada transaksi debet otonom (debit autonomous transaction). Atau :
1.    BOP = Balance of Payment = Neraca pembayaran
2.    DAT = Debit Autonomous Transaction
3.    CAT = Credit Autonomous Transaction
Neraca pambayaran dikatakan dalam surplus bila transaksi kredit otonom ( credit outonomous) lebih besar daripada transaksi debet (debit autonomous transaction). Atau :
BOP Surplus bila CAT < DAT

Tabel 2.1 Stuktur Unsur Neraca Pembayaran.
A
Transaksi Berjalan
- 1.000
a

(Current Account)



1.      Perdagangan barang
2.000
b

a.       Ekspor
7.000
c

b.      Impor
5.000
d

2.      Jada
-3.000
e

a.       Terima (kredit)
6.000
f

b.      Bayar (debet)
9.000
g
B
Lalu Lintas Modal atau

h

Neraca Modal (capital account)



1.      Pemerintah
800
i

a.       Masuk
1.800
j

b.      Keluar
1.000
k

2.      Swasta
1.500
l

a.       Masuk
2.700
m

b.      Keluar

n
C
Special Drawing Rights (SDR)
700
o
D
Jumlah (A+B+C)
2.000
p
E
Selisih Perhitungan
-1.250
q

(Errors and Omissions)


F
Lalu Lintas Moneter atau
750
r

Cadangan Devisa



(Accomodating Transaction)



Table 2.1 merupakan contoh struktur sebuah neraca pembayaran internasional secara ringkas. Pada neraca pembayaran internasional tersebut yang dimaksud dengan neraca perdagangan adalah ekspor dan impor barang. Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor  barang lebih besar dari nilai impor barang (b = c – d; bila c > d) dan dikatakan deficit bila nilai ekspor  barang lebih kecil dari nilai impornya (c < d), b bernilai negative. Komponen kedua neraca perdagangan adalah neraca jasa yang terdiri dari penerimaan jasa dan pengeluaran jasa. Neraca jasa akan negative apabila penerimaan dari luar negeri atau jasa yang kita berikan lebih kecil dari pada pembayaran atas jasa orang asing. Neraca barang dan neraca jasa dijumlahkan menjadi transaksi berjalan.
b + c = a maka bila nilai a positif maka transaksi berjalan disebut surplus, tetapi bila nilai a negative maka transaksi berjalan disebut deficit. Pada table 2.1 nilai D merupakan penjumlahan A+B+C. Special Drawing Rigt (SDR) merupakan cadangan internasional yang diciptakan oleh IMF. E atau selisih perhitungan merupakan nilai kesalahan dan kelalaian yang terjadi dalam pencatatan neraca pembayaran. Neraca pembayaran internasional dikatakan surplus bila nilai F negatif  yaitu nilai D dikurangi nilai E hasilnya negatif. Ini artinya terjadi kenaikan  cadangan devisa. Sebaliknya neraca pembayaran internasional dikatakan defisit bila nilai F positif yaitu nilai D dikurangi nilai E hasilnya positif. Artinya terjadi penurunan cadangan devisa. Kebijakan neraca pembayaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah dalam usaha mencapai sasaran pembangunan. Sebagai pembanding perhatikan table 2.2. Ringkasan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2003-2005.

Tabel 2.2. Ringkasan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2003-2005.
Uraian
2003

2004 *)


2005**)



Sem.I
Sem.II
Sem.III
Sem.I
Sem.II
Total
A.Transaksi berjalan
8.107
21
3.088
3.109
1.642
-1.477
165
    Neraca Perdagangan
24.563
9.246
12.308
21.554
9.394
9.140
18.534
a.       Ekspor
64.109
32.888
39.280
72.148
39.651
40.426
79.987
b.      Impor
-39.546
-23.642
-26.972
-50.614
-30.167
-31.2886
-61.453
Neraca jasa-jasa, Neto
-16.456
-9.225
-9.220
-18.445
-7.7752
-10.617
-18.369
B.Neraca Modal
-949
940
2.056
2.996
-826
1.167
341
   Sektor Publik, Neto
-835
-360
-1.417
-1.777
0
68
68
-          Penerimaan Pinjaman & Bantuan
2.169
2.286
1.480
3.766
2.110
1.989
4.099
a.       Bantuan Program & lainnya
210
970
500
1.470
973
577
1.550
b.      Bantuan Proyek & lainnya
1.959
1.316
980
2.296
1.137
1.412
2.549
-          Pelunasan Pinjaman
-3.004
-2.646
-2.897
-5.543
-2.110
-1.921
-4.031
   Sektor swasta, Neto
-114
1.300
3.473
4.773
-826
-1.099
273
   Penanaman modal langsung
-597
577
446
1.023
2.898
1.039
3.937
   Investasi Portofolio
2.251
1.022
2.200
3.222
-516
-2.813
2.297
   Lainnya
-1.768
-299
827
528
-3/208
-2.753
-5.961
C.Total (A+B)
7.158
961
5.144
6.105
816
-310
506
D.Selisih yang belum diperhitungkan
-3.503
-1.523
-4.272
-5.795
-1.481
0
-1.481
E.Keseimbangan Umum
3.654
-562
872
310
-664
-312
-976
F.Lalu Lintas Moneter
-3.653
562
-872
-309
664
312
976
   Perubahan Cadangan Devisa 1)
-4.257
1.445
-1.469
-24
1.556
900
2.456
   Cadangan Devisa
36.296
34.851
36.320
36.320
34.764
33.864
33.864
   Transaksi Berjalan/PDB (%)
3.4


1.2


0.1
Sumber : Bank Indonesia
*)         Perkiraan ralisasi
**)       Perkiraan
1).        Negatif berarti surplus & positif berarti defisit.

2.6. DAMPAK NERACA PEMBAYARAN TERHADAP PEREKONOMIAN SUATU NEGARA.
Setiap negara berusaha agar neraca pembayaran surplus agar devisa negara tersebut selalu bertambah dan ini akan berpengaruh terhadap perekonomian negara tersebut. Bila neraca pembayaran defisit maka negara tersebut terpaksa melepas cadangan devisanya untuk membayar ke luar negeri.
Pengurangan cadangan devisa akan dapat merubah struktur ekonomi negara tersebut dan menuju ke arah yang tidak baik. Jika neraca pembayaran suatu negara secara terus menerus  mengalami defisit akan menguras cadangan devisa negara tersebut  sehingga bila cadangan devisanya habis maka akan timbul hutang kepada negara lain. Hal ini akan mempengaruhi kredibilitas negara tersebut di luar negeri. Neraca pembayaran suatu negara merupakan cermin dari keadaan internal ekonominya.

2.7.   KEBUTUHAN AKAN HUTANG LUAR NEGERI.
Bila kita membicarakan  perekonomian Indonesia, tentu bahasan tentang hutang luar negeri tak lepas dari pembicaraan kita, seperti banyak negara berkembang lainnya, tak lepas dari hutang luar negeri. Banyak negara-negara berkembang berhutang kepada negara-negara maju. Mengapa negara-negara berkembang membutuhkan hutang kuar negeri? Berikut ini beberapa alasannya :
Ø Negara-negara berkembang umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi.
Cara yang paling mudah dan efektif untuk dapat menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah  dengan pinjaman hutang. Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam negeri yang dapat diandalkan untuk menutup defisit tersebut. Hutang tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun bantuan teknis.
Indonesia dewasa ini jarang sekali mengalami surplus transaksi berjalan. Penyebab utama defisit dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih besar dari pemasukan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk membiayai defisit tersebut.
Ø Hutang luar negeri digunakan sebagai modal pembangunan.
Karena tidak memiliki sumber dana lain untuk membayar pembangunan fisik seperti jalan layang, bandara, dan pelabuhan internasional, maka negara-negara berkembang meminjam uang dari luar negeri.
Ø Hutang luar negeri dibutuhkan pada saat terjadi bencana alam.
Ketika terjadi bencana alam seperti yang terjadi di Aceh beberapa waktu yang lalu, Indonesia tidak mampu mengatasinya dengan cepat dan segera. Pada saat seperti ini, bantuan dari pihak luar amat dibutuhkan. Termasuk bantuan berupa dana. Bantuan dana itu ada yang berupa hibah, dan ada juga yang berupa barang. Dana bantuan tersebut dibutuhkan untuk membangun kembali daerah bencana yang telah porak-poranda.


2.8.       KEBAIKAN DAN KEBURUKAN HUTANG LUAR NEGERI BAGI INDONESIA.
Demikan banyaknya rintangan dalam pembentukan modal di dalam negeri, dan mengapa kita tidak lebih mengandalkan pada modal luar negeri? Bukankah teori ekonomi mengajarkan kepada kita bahwa negara kaya yang telah kehabisan proyek-proyek berpenghasilan tinggi, jika diinvestasikan dalam proyek investasi berpenghasilan tinggi di negara lain akan memberikan  manfaat bagi kedua belah pihak? Kalau investasi di negara lain tersebut berjalan dengan lancar, maka bagi negara yang sedang berkembang hal ini sangat menguntungkan karena mereka kekurangan modal dan bagi negara maju akan  menambah penghasilan mereka berupa bunga.
Indonesia telah menggunakan kesempatan ini pada zaman orde baru sehingga pembangunan yang dilakukan Indonesia sangant mencengangkan. Tetapi kalau dana tersebut dipergunakan hanya untuk konsumsi maka hutang tersebut harus dibayar dengan nilai ekspornya.  Selama nilai ekspor lebih besar dari jumlah pembayaran hutang maka Indonesia tidak akan mengalami kesulitan yang berarti. Tetapi lonjakan suku bunga internasional dan melesunya perekonomian dunia mengakibatkan banyak negara yang menjalankan strategi investasi melalui hutang luar negeri terjebak dalam krisis keuangan. Indonesia terpaksa melakukan penjadwalan kembali pembayaran hutangnya sejak krisis ekonomi pada tahun 1998 yang lalu. Sampai saat ini Indonesia belum pulih perekonomiannya.
Banyak negara yang berutang terseok-seok menanggung beban pembayaran kembali hutang luar negerinya tersebut, termasuk Indonesia. Menjelang tahun 2004 dan 2005  krisis hutang masih melilit Indonesia terutama untuk pembayaran bunga hutang baik dalam negeri maupun laur negeri. Hal ini terlihat dalam belanja pemerintah pusat semester I tahun 2005.








BELANJA PEMERINTAH PUSAT
SEMESTER I TAHUN 2005
( Miliar Rupiah)

Uraian
APBN UU NO.36/2004
APBN-P
UU. I/2005
Semester I
% Terhadap APBN 2004
1.Belanja Pegawai
60.743,7
61.098,6
27.116,0
44.7
2.Belanja Barang
34.038,6
35.140,3
5.731,6
16.8
3.Belanja Modal
43.078,9
49.628,0
3.656,0
8.5
4.Pembayaran Bunga Hutang
64.136,8
58.393,1
27.01,5
42.1
a.       Hutang Dalam Negeri
38.994,5
41.843,0
20.397,0
52.3
b.      Hutang Luar Negeri
25.142,4
16.550,1
6.604,5
26.3
5.Subsidi
31.295,7
96.636,9
42.117,3
134.6
a.       Perusahaan Negara
31.221,8
90.310,1
42.117,3
134.9
i.Lembaga Keuangan
771.8
815.0
12.6
1.6
            ii. Lembaga Non
                Keuangan
30.450.0
89.495.1
42.104.7
138.3
b.      Perusahaan Swasta
73.9
73.9
-
-
c.       Subsudi Pajak
-
6.252.9
-
-
6.Belanja Hibah
-
-
-
-
7.Bantuan Sosial
17.106.7
29.316.6
1.825.4
10.7
8.Belanja Lain-Lain
15.819.9
33.901.6
1.890.5
11.9
Jumlah
266.220,3
364.115,0
109.387,8
30.0
* Perbedaan 1 angaka dibelakang koma terhadap angka penjumlahan adalah karena pembulatan.
            Dilihat dari pembayaran bunga hutang semester pertama 2005 jelas bahwa pembayaran bunga hutang sangat mempengaruhi terhadap APBN karena secara persentase menunjukan 42,1% dari APBN tahun 2004. Dari uraian di atas jelas bahwa berhutang itu kurang baik dibandingkan  dengan tanpa hutang., tetapi segi kebaikan hutang adalah kalau pemerintah tidak mempunyai modal untuk investasi pembanguan  maka hutang merupakan jalan keluar untuk dapat membangun perekonomian negara inin , asal hutang tersebut diinvestasikan  pada pembangunan sehingga dapat menampung tenaga kerja Indonesia yang tinggi tingkat pengganggurannya.

2.9.       UPAYA PENGELOLAAN HUTANG LUAR NEGERI.
Hutang luar negeri pada kondisi tertentu memang dibutuhkan, akan tetapi apabila hutang luar negeri terus menerus meningkat dan semakin mengikat hingga kemudian memberatkan anggaran negara, tentu menjadi masalah tersendiri.
Oleh kerena itu, perlu ada penanganan yang tepat terhadap hutang luar negeri agar tetap terkendali. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menangani hutang luar negeri agar tidak memberatkan antara lain :
1.    Program Stabilitas IMF,
Negara-negara berkembang yang mengalami kesulitan pambayaran hutang luar negerinya umumnya kemudian meminta bantuan kepada IMF atau lembaga lain seperti Bank Dunia. Untuk hal ini, International Monetary Fund (IMF) memiliki berbagai program untuk membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi.
Bantuan melalui program stabilitasnya tidak begitu saja diberikan. Calon negara penerima bantuan sebelumnya harus terlebih dahulu mengikuti persyaratan-persyaratan yang di ajukan oleh IMF.
IMF mengajukan persyaratan seperti negara tersebut harus menurunkan tingkat defisit anggarannya, yang berarti harus menghapus pengeluaran seperti subsidi. Hal ini yang membuat banyak kalangan bersikap anti-IMF. Banyak yang berpendapat bahwa IMF menjalankan standar ganda dalam praktiknya, negara-negara berkembang “dipaksa” untuk menuruti perintah IMF, sementara negara maju seperti Amerika Serikat tidak diwajibkan melakukan penyesuaian apapun.
2.    Renegosiasi Hutang Melalui Paris Club,
Untuk meringankan beban pembayaran kembali hutang luar negeri yang membengkak dan memberatkan, ada 3 cara yang dapat ditempuh, yaitu :
a.         Penangguhan hutang, atau jika dimungkinkan pembatalan sebagian pinjaman non-konsesional, hingga sepertiga dari total hutang,
b.        Penurunan suku bunga hutang keseluruhan,
c.         Perpanjangan periode pembayaran hingga 25 tahun.

3.    Metode Debt For Nature Swap Untuk Melepaskan Diri Dari Hutang.
Debt For Nature Swap ini merupakan metode baru yang cukup menarik, walawpun belum banyak diterapkan. Pihak kreditor (pemberi hutang) memberikan keringanan pembayaran hutang apabila negara debitor mau melakukan pelestarian lingkungan alam mereka. Program ini dikembangkan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional seperti World Wildlife Fund (WWF). Hal ini dilakukan seiring kelestarian lingkungan dunia yang kian terancam. Banyak hutan-hutan yang merupakan paru-paru dunia dibabat habis, baik secara legal maupun illegal, untuk keperluan pembangunan. Oleh karena itu, dengan metode ini diharapkan pembangunan dapat dilakukan tanpa membebani negara berkembang sekaligus melestarikan lingkungan.


2.10 NERACA PEMBAYARAN DIPREDIKSI SURPLUS (KOMPAS; KAMIS, 19 MEI 2011)
Pemerintah memprediksi kinerja neraca pembayaran Indonesia masih akan mencatat surplus yang cukup besar pada kuartal II-2011. Saat ini neraca pembayaran sudah mencapai di atas 110 miliar dollar AS. Surplus tersebut bersumber dari transaksi berjalan ataupun transaksi modal dan finansial.
"Transaksi modal dan finansial diperkirakan masih mengalami surplus yang cukup tinggi," ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo, di Jakarta, Kamis (19/5/2011).
Transaksi tersebut ditopang oleh peningkatan penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio, seperti SUN, saham, dan SBI, yang sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi makro-ekonomi yang stabil.
Pada kuartal I tahun ini, transaksi berjalan mengalami surplus sebesar 1,9 miliar dollar AS. Hingga akhir tahun ini, pemerintah memperkirakan surplus transaksi ini dapat mencapai 4,4 miliar dollar AS.
Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial selama kuartal I-2011 mencapai 6,2 miliar dollar AS. "(Surplus) ditopang oleh kinerja investasi langsung dan investasi portofolio," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro menambahkan, kondisi neraca pembayaran ini merupakan poin positif dari stabilitas makro-ekonomi Indonesia. "Kalau kita lihat apa yang sudah berlangsung pada kuartal I-2011 telah terjadi juga peningkatan, dalam artian peningkatan cadangan devisa yang merupakan hasil akhir dari kondisi positif neraca pembayaran," tambahnya.













BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
            Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Transaksi ekonomi berarti pertukaran nilai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain. Catatan semacam ini sangat berguna untuk berbagai macam tujuan. Namun tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada penguasa pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan, dan pembayaran internasional.
Neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan ( current account) dan neraca modal.
a.    Neraca Barang ( Neraca Perdagangan).
Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang. Transasksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah,  kayu, karet,  dan sebagainya.
b.    Neraca Jasa.
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa terdiri dari penjualan  jasa angkutan turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dari modal di luar negeri.
c.    Neraca Modal.
Neraca modal (capital account) termasuk transaksi modal, yang terdiri dari transaksi jangka pendek dan transaksi jangka panjang.
d.   Lalu Lintas Moneter.
Transaksi ini sering disebut accommodating transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transasksi lain. Transaksi itu disebut juga autonomous, karena timbul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi transaksi lainnya. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan transaksi modal serta transaksi satu arah.
e.    Transaksi Satu Arah.
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan kewajiban pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan bantuan (aid).
f.     Selisih Perhitungan (Errors and Omissions).
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit.
Kosep “balance” dalam neraca pembayaran mempunyai arti yang berbeda-beda. Pada dasarnya ada 4 pengertian balance.
1.        Basic balance,
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan (currunt account balance) ditambah transaksi modal jangka panjang.
2.        Balance transaksi “autonomous”,
Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka pendek.
3.        Liquidity balance,
Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dengan balance transaksi autonomous adalah di dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka pendek.
4.        Balance transaksi pemerintah jangka pendek.
Konsep balance inipun diperkembangkan di Amerika Serikat. Menurut konsep ini, neraca pembayaran terdi dari penjumlahan basic balance, selisih uang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dengan modal Amerika jangak pendek yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter negara lain).
Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain:
1.      Sering kali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain.
2.      Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar.
3.      Keputusan untuk memberi bantuan (aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan (misalnya diukur dengan penghasilan per kapita) bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran.
Mengapa negara-negara berkembang membutuhkan hutang kuar negeri? Berikut ini beberapa alasannya :
Ø Negara-negara berkembang umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi.
Ø Hutang luar negeri digunakan sebagai modal pembangunan.
Ø Hutang luar negeri dibutuhkan pada saat terjadi bencana alam.
Pengurangan cadangan devisa akan dapat merubah struktur ekonomi negara tersebut dan menuju ke arah yang tidak baik. Jika neraca pembayaran suatu negara scara terus menerus  mengalami defisit akan menguras cadangan devisa negara tersebut  sehingga bila cadangan deviasanya habis maka akan timbul hutang kepada negara lain. Hal ini kan mempengaruhi kredibilitas negara tersebut di luar negeri. Neraca pembayaran suatu negara merupakan cermin dari keadaan internal ekonominya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menangani hutang luar negeri agar tidak memberatkan antara lain :
1.      Program Stabilitas IMF,
Negara-negara berkembang yang mengalami kesulitan pambayaran hutang luar negerinya umumnya kemudian meminta bantuan kepada IMF atau lembaga lain seperti Bank Dunia. Untuk hal ini, International Monetary Fund (IMF) memiliki berbagai program untuk membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi.
2.      Renegosiasi Hutang Melalui Paris Club,
Untuk meringankan beban pembayaran kembali hutang luar negeri yang membengkak dan memberatkan, ada 3 cara yang dapat ditempuh, yaitu :
a.    Penangguhan hutang, atau jika dimungkinkan pembatalan sebagian pinjaman non-konsesional, hingga sepertiga dari total hutang,
b.    Penurunan suku bunga hutang keseluruhan,
c.    Perpanjangan periode pembayaran hingga 25 tahun.
3.      Metode Debt For Nature Swap Untuk Melepaskan Diri Dari Hutang.
Debt For Nature Swap ini merupakan metode baru yang cukup menarik, walawpun belum banyak diterapkan. Pihak kreditor (pemberi hutang) memberikan keringanan pembayaran hutang apabila negara debitor mau melakukan pelestarian lingkungan alam mereka. Program ini dikembangkan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional seperti World Wildlife Fund (WWF). Hal ini dilakukan seiring kelestarian lingkungan dunia yang kian terancam.


3.2. SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Negara-negara berkembang umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi. Cara yang paling mudah dan efektif untuk dapat menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah  dengan pinjaman hutang. Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam negeri yang dapat diandalkan untuk menutup defisit tersebut. Hutang tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun bantuan teknis. Indonesia dewasa ini jarang sekali mengalami surplus transaksi berjalan. Penyebab utama defisit dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih besar dari pemasukan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk membiayai defisit tersebut.
-          Untuk itu hendaknya pemerintah bisa memanfaatkan pinjaman tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu digunakan untuk pembangunan negara dan pemerintah harus bisa mengelola anggaran pemerintah dengan baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar tidak terjadi defisit anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya dibandingkan dengan impornya,
-          Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa membantu dalam rangka menambah pemasukan anggaran negara, salah satunya yaitu dengan cara membayar pajak tepat pada waktunya. Karena pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan anggaran negara.





DAFTAR PUSTAKA
-          Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional,Yogyakarta: Penerbit BPFE,Edisi ketiga, 2007
-          Ritonga, dkk. Ekonomi SMA.Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006