Senin, 30 Juli 2012

akuntansi manajemen novi trilestari


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Aspek Akuntansi Manajemen
Peranan Akuntansi pada umumnya dan Akuntansi Manajemen khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan professional.
            Apalagi menghadapi suatu investasi yang memiliki nilai mata uang yang penuh dengan resiko dan semakin penting pula suatu informasi jika kita ketahui bahwa kondisi suatu perekonomian serta keadaan social yang tidak menentu dan sulit diramalkan apa yang disebut cost of information.
            Disamping menyediakan informasi bagi para pemakainya, kererampilan khusus dalam pengolahan data akuntansi penting pula dipahami.
Data dan informasi tersebut dapat bermanfaat jika :
a.       Dapat mengurangi ketidakpastian dari pemakainya,
b.      Dapat diadaptasikan serta memenuhi kapasitas para pemakainya,
Khusus akuntansi manajemen yang memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik, spesialisasi ini dapat juga membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar sumber – sumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dpat dialokasikan dan ditranspormasikan secar lebih efektif serta efisien, termasuk pula tangung jawab untuk memberikan  informasi mengenai aspek – aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik – konflik intra organisasi.
Karena tanggung jawab tersebutlah, maka informasi khususnya yang bersifat keuangan merupakan hal penting yang tentunya harus member manfaat kepada manajemen atau kepada pemilik sumber – sumber ekonomi.
Namun informasi ekonomi yang dikenal secara umum, dalam menghasilkan informasi berupa laporan keuangan, yaitu Neraca.
Laporan Laba – Rugi dan Daftar Perubahan Modal, tampaknya belum mempunyai banyak arti bagi pemilik sumber – sumber ekonomi secara universal. Seperti diketahui bahwa setiap evolusi mengalami proses maupun ruang lingkup yang berbeda, atau situasi dan kondisi yang berbeda. Apa yang dialami perusahaan  besar atau organisasi bisnis di Indonesia baru mencapai sekitar dari taraf penentuan target atau sasaran yang berarti sebagai fungsi objektif akuntansi ini masih cenderung kea rah maksimalisasi kesejahteraan pemilik.
Kalau diambil pengertian different cost for different purpose, maka setiap perusahaan sangat tergantung pada informasi yang berbeda dalam mengambil keputusan masing –masing. Ini dapat dijadikan alasan bahwa tidak semua teori akuntansi maupun akuntansi biaya dapat digunakan secara sama oleh perusahaan yang sejenis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan mesin yang membuat manajer barjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu, manajemen akan menjadi tidak berdaya melakukan sesuatu. Informasi akuntansi adalah salah satunya, yang juga masih tergantung kepada para pakar bidang lainnya dlam menyediakan sebagian kebutuhan informasi pendukung. Ahli ekonomi, ahli pemasaran, ahli perilaku organisasi, dan lain – lainnya, dapat memberikan informasi kepada manajemen atau mengemukakan saran atas berbagai tahap aktivitsa organisasi.
B.     Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan yang membantu manajer melakukan tiga masalah pokok sebagai berikut (Charles T. Horngren) :
1.      Merencanakan secara efektif dan memusatkan perhatiannya pada penyimpangan apa yang direncanakan,
Penyediaan informasi akuntansi yang dapat membantu kebutuhan manajer melalui penyediaan laporan prestasi yang membantu manajer memusatkan terhadap masalah. Ringkasnya, laporan prestasi merupakan suatu bentuk umpan balik bagi manajer, yang mengarahkan perhatian kepada bagian organisasi yang dapat memanfaatkan waktu manajemen secara lebih efektif.
2.      Mengarahkan operasi sehari – hari,
Manajer mempunyai kebutuhan yang konstan akan informasi akuntansi dalam memimpin operasi sehari – hari yang rutin. MIsalnya, sewaktu manajer menentukan harga pokok produk baru yang berstandar pada informasi yang disediakan akuntansi untuk memastikan hubungan harga dan biaya yang sudah serasi dengan stategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaa. Menurut slah satu contoh ini, pekerjaan akuntansi dan manajemen mempunyai hubungan yang tidak mungkin terpisah dalam menjalankan operasi sehari – hari.
3.      Mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi organisasi.
Informasi akuntansi sering merupakan factor penting dalam menganalisis alternative penyelesaian masalah. Alasannya ialah bahwa berbagai alternative, bias any mempunyai biaya dan manfaat tertentu yang dapat diukur dan digunakan sebagai masukan dalam memutuskan alternative terbaik.

C.    Pengertian Akuntansi Manajemen
Berdasarkan pihak yang menggunakan informasi atau dapat disebut pengertian yang sifatnya positif berdasarkan buku Akuntansi Manajemen I (Supriyono, 1987) :
“Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya menyajikan laporan –laporan suatu astuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian“
Selanjutnya jika melihat hasil pelaporan yang diperlukan manajemen yang tidak hanya laporan masa lalu tetapi juga meliputi proyek masa depan, maka akuntansi manajemen didefinisikan sebagai berikut :
“ Akuntansi Manajemen adalah penerapan teknik – teknik dan konsep yang tepat dalam pengolahan data ekonomi historical dan yang diproyeksikan dari suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana untuk tujuan –tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan –keputusan rasional dengan suatu pandangan  ke arah pancapaian tujuan tersebut. “
Memperhatikan definisi yang ke dua di atas beberapa hal ynag perlu dicatat ialah sebagi berikut :
-          Perlu pemahaman teknik – teknik, katakanlah model –model seperti konsep perilaku biaya, hubungan cost – volume dan profit, atau model –model matematis yang relevan,
-          Pemahaman yang cukup terhadap metode akuntansi atau financial accounting maupun cost accounting, paling tidak bagaimana metode pencatatan data akuntansi atau metode harga pokok yang dilakukan terhadap historical keuangan perusahaan,
-          Proyeksi – proyeksi yang dilakukan berkaitan erat dengan teori statistic,
-          Keputusan – keputusan yang diambil harus rasional yang berkaitan dengan pencapaian tujuan suatu organisasi, seperti diketahui organisasi yang sama dapat saja hasilnya berbeda, pencatatan biaya yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula.
Disamping itu akuntansi manajemen yang dianggap suatu siding akuntansi yang luas yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan informasi akuntansi (Ralph Estes :1986) jelas pula keterkaitan disiplin akuntansi ini.
Definisi umum yang boleh dikatakan rangkuman dari pembahsan pengertian akuntansi manajemen di atas, (Ronald M.Copeland dan Paul E.dascher : 1978) adalah:
“ Manageriai Accounting adalah bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi kepada internal manajemen yang bertujuan guna perencanaan, proses informasi, pengendalian, dan pengambilan keputusan. “








BAB II
PEMBAHASAN
  1. ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)
A.    Beberapa Pengertian
Activity Based Costing (ABC), suatu prosedur yang menghitung biaya objek seperti produk, jasa, dan pelanggan. ABC pertama – tama membebankan biaya sumber daya ke aktivitas yang dibentuk oleh organisasi. Kemudian biaya aktivitas debebankan ke produk, pelanggan, dan jasa yang berguna untuk menciptakan permintaan atas aktivitas.
Objek Biaya dan Cost Driver (Pemicu Daya)
1.      Objek Biaya merupakan sesuatu atau aktivitas damana biaya diakumulasikan.
2.      Empat jenis objek biaya adalah :
a.       Produk atau kelompok  produk yang saling berhubungan;
b.      Jasa,
c.       Departemen (teknik, dan sumber daya manusia)
d.      Proyek, seperti penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa.
3.      Cost Driver merupakan factor – factor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk suatu objek biaya.

B.     Tujuan dan Peranan ABC
Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya.
Activity Based Management (ABM) menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan penengendalian operasional dan penegendalian manajemen.
Peranan Sisten ABC :
1.      Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung,
2.      Pembebanan biaya dan alokasi biaya : Biaya langsung dan tak langsung.
Pembebanan biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool ke cost object. Biaya langsung dapat ditelusuri secara mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya tak langsung tidaka dapa ditelusuri secara mudah, sulit dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost pool ke cost pool atau objek biaya.

1.      Cost Driver, Cost Pool, dan Cost Objects
Biaya terjadi jika sumber daya digunakan untuk tujuan tertentu. Kadang – kadang biaya dikumpulkan ke dalam kelompok tertentu yang disebut cost pool.
Pengelompokan biaya bisa berdasarkan jenis biaya (biaya tenaga kerja langsung atau bahan dalam satu pool), berdasarkan sumber (departemen 1 / departemen 2), atau berdasarkan pertanggungjawaban (manajer 1, manajer 2 dan seterusnya).
Cost object atau objek biaya adalah produk, jasa, atau unit organisasi daman biaya dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen. Konsep cost object merupakan konsep yang luas. Konsep tersebut tidak hanya meliputi produk, jasa, dan departemen, tetapi juga kelompok produk, jasa, departemen, pelanggan, supplier, provider jasa telepon, dan lain – lain.

2.      Aktivitas, Sumber Daya, Objek Biaya, dan Cost Driver
Sumber daya merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Gaji dan beban merupakan contoh sumber daya yang digunakn untuk melakukan aktivitas. Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool.
Driver sumber (resources driver) daya merupakan ukuran kuantitas permintaan terhadap suatu aktivitas tehadap objek biaya. Jadi ABC adalah suatu pendekatan penentuan biaya produksi yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Cost Driver digunakan untuk menghitung biaya sumber dari setiap unit aktivitas. Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan mengalihkan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang dikonsumsikan pada periode tertentu.
C.    Prosedur Alokasi Dua Tahap
Membebankan biaya sumber daya perusahaan, yang disebut biaya overhead pabrik ke cost-pool kemudian ke objek biaya berdasarkan bagaimana suatu objek biaya menggunakan sumber daya tersebut.
Tipe aktivitas produksi :
1.      Aktivitas sehubungan dengan unit,
Aktivitas yang tingkatnya berkaitan dengan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya jam buruh langsung dan jam mesin, yang proporsi terhadap jumlah produksi.
2.      Aktivitas sehubungan dengan Batch,
Aktivitas yang tingkatnya berkaitan dengan jumlah produksi batch. Misalnya setup mesin.
3.      Aktivitas mempertahankan (sustaining) produk,
Aktivitas yang dibentuk untuk mendukung produksi individual. Misalnya administrasi dan penagihan.
4.      Aktivitas mempertahankan (sustaining) fasilitas,
Aktivitas yang dibentuk untuk mendukung infrastruktur manajemen dan mendukung fasilitas. Misalnya pemeliharaan, asuransi, dan pajak.
           
Kategori Aktivitas dan Aktivitas Cost Driver
Kategori Aktivitas
Aktivitas
Driver Activitas Cost
Mempertahankan Aktivitas
Manajemen Plant
Akuntansi dan personalia
Perawatan
Sewa dan penyusutan
Meter persegi ruangan
Jumlah pekerja
Mempertahankan produk
Desain produk
Administrasi part
Pengiriman produk
Jumlah produk
Jumlah part
Hubungan batch
Setup mesin
Inspeksi pertama
Order pembelian
Handel bahan
Skedul Produksi
Jam setup
Jam inspeksi
Jumlah order
Jumlah perpindahan bahan
Jumlah run produksi
Hubungan unit
Inspeksi setiap item
Supervisi jam kerja
Penggunaan listrik
Oli untuk menjalankan mesin
Jumlah uint
Jumlah jam kerja
Jumlah mesin
           
Activity cost driver
Unit pengukuran tingkat atau kuantitas dari aktivitas yang dibentuk
Activity cost drivers rate
Rasio biaya daya yang disediakan suatu aktivitas pada tingkat kapasitas yang disediakan sumber daya

D.    Skema Alokasi Dua Tahap

Tahap Tradisional                                                                Tahap berdasarkan aktivitas
                                               
Biaya sumber daya                                             Biaya sumber daya
                                                                                                    
Tahap pertama                                                    Tahap pertama
                    
                              Cost Pool:                                                         Cost Pool:
                     Pabrik atau departemen                                  Aktivitas / Pusat aktivitas

                                                                                                            
Tahap kedua                                                       Tahap kedua
  

                        Objek biaya                                                            Objek biaya

E.     Tahap – Tahap dalam Perencanaan Sistem ABC
Tiga tahap dalam perancangan system ABC :
1.      Identifikasi biaya sumber dana dan aktivitas
2.      Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas,
3.      Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

1.      Manfaat ABC
a.       Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informasi, yang mengarahkan pengukuran protabilitas produk lebih akurat terhadap keputusan stratejik, tentang harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal,
b.      Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai produk (product value) dan nilai proses (process value).
c.       Memudahkan memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan.

2.      Kelemahan ABC
a.       Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
b.      Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya,
c.       Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama.

F.     Activity Based Management (ABM)
ABM adalah proses manajemen yang digunakan menyediakan informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar analisis biaya untuk mengembangkan keuntungan organisasi.
ABM mencakup pembuatan keputusan berikut :
1.      Modifikasi harga, bauran produk, dan bauran pelanggan,
2.      Meningkatkan hubungan dengan pemasok dan pelanggan,
3.      Meningkatkan rancangan produk dan jasa,
4.      Membuat aktivitas lebih efisien,
5.      Mengurangi kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan yang tidak menciptakan nilai pelanggan,

Manfaat ABC dan ABM
Terutama bermanfaat jika operasi bersifat komploks dengan jenis produk banyak dan proses pemunafakturan atau tahap – tahap  dalam penyediaan jasa banyak / kompleks.

Pentingnya ABM
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah menyebabkan konsep Activity Base Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas.
ABM adalah suatu system yang luas, pendekatan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC= Activity Base Costing) dan analisis proses nilai.

Proses pabrikasi dalam ABM mempunyai empat kategori aktivitas :
1.      Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap satu unit produk. Contohnya adalah pemakaian bahan, pemakaian jam kerja langsung, memasukkan komponen, inspeksi setiap unit, dan aktivitas menjalankan mesin,
2.      Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dilakukan untuk setiap batch atau kelompok produk,
3.      Aktivitas pendukung produk adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk yang bebeda,
4.      Aktivitas pendukung fasilitas adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk secara umum.
Contoh :
Aktivitas                                 Level               Driver
Pembelian bahan                     Level               Biaya bahan
Tenaga kerja langsung Unit                 Biaya tenaga langsung
Operasi mesin                          Unit                 Jam mesin
Setup                                       Batch               Jam setup
Pesanan produksi                    Batch               Jumlah pesanan
Penanganan bahan                  Batch               Jumlah muatan
Administrasi suku cadang       Produk                        Jumlah suku cadang

Kalkulasi Biaya Produk
Sistem biaya berdasarkan aktivitas, pertama – tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk. Karena itu, system ABC juga merupaka proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama hanya menelusuri biaya overhead ke aktivitas bukan ke unit organisasi, seperti pabrik atau departemen. Baik dalam system ABC maupun tradisional, tahap ke dua meliputi pembebanan biaya ke produk.

Gambaran umum kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas adalah sebagai berikut :
                                                   BIAYA SUMBER
                                                           
Penelusuran langsung              PEMBEBANAN BIAYA      Penggerak sumber daya
                                                                       
                                                        AKTIVITAS                  Tahap pertama:
                                                                                                Pengelompokan aktivitas
                                                                       
Penggerak aktivitas                 PEMBEBANAN BIAYA     
                                                                       
                                                          PRODUK                     Tahap kedua:
                                                                                                Biaya yang dibebankan

Keterangan:
1.      Prosedur tahap pertama:
Pada tahap ini memberikan lima hasil:
a.       Identifikasi aktivitas,
b.      Biaya – biaya dibebankan ke aktivitas,
c.       Aktivitas yang berkaitan untuk membentuk kumpulan aktivitas,
d.      Biaya aktivitas yang dikelompokan dijumlahkan untuk mendefinisikan kelompok,
e.       Tarif (overhead) kelompok dihitung.
2.      Prosedur tahap kedua
Menghailkan rumusan atau fomula pembebanan overhead dari setiap kelompok biaya kepada setiap produk sebagai berikut:

Overhead dibebankan
(pada suatu produk) = Tarif kelompok x Unit penggerak yang dikonsumsi produk.

  1. PENDEKATAN KAIZEN
Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti peubahan dan Zen berarti baik. Kaizen mengandung pengertian melakukan perubahan agar lebih baik secara terus menerus dan tiada berkesudahan. Aspek perbaikan dalam Kaizen mencakup orang dan proses. Bila model Kaizen ditetapkan, maka semua aspek organisasi harus diperbaiki sepanjang waktu. Dalam hal ini berlaku prinsip good enough is never enough. Konsep dasar kaizen menurut Masaaki Imai adalah sebagai berikut :
Ø  Sistem nilai Kaizen. Sistem nilai pokok Kaizen adalah perbaikan/penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi. Unsur-unsur Kaizen sendiri terangkum dalam payung Kaizen (Kaizen Umbrella), yang terdiri atas :
a.       Fokus pada pelanggan,
b.      Pengendalian kualitas terpadu (total quality control),
c.       Robotik,
d.      Gugus kendali kualitas,
e.       Otomatisasi,
f.       Disiplin di tempat kerja,
g.      Pemeliharaan produktivitas terpadu ( Total productive maintenence ),
h.      Penyempurnaan kualitas,
i.        Tepat waktu ( Just In Time ),
j.        Tanpa cacat ( Zero defect ),
k.      Aktivitas kelompok kecil,
l.        Hubungan kerjasama karyawan-manajemen,
m.    Pengembangan produk baru.
Ø  Peranan manajemen Puncak. Manajemen puncak memegang peranan dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa hal tersebut :
1.      Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi perusahaan,
2.      Memberikan dukungan dan pengarahan untuk Kaizen dengan mengalokasikan sumber daya,
3.      Menetapkan kebikajan Kaizen dan sasaran fungsional silang,
4.      Merealisasikan sasaran Kaizen melalui penyebarluasan kebijakan dan audit,
5.      Membuat sistem, prosedur, dan struktur yang membantu Kaizen,
Ø  Peranan manajemen madya dan staf. Keterlibatan dan tanggung jawab manajer madya dan staf meliputi :
1.      Menyebarluaskan  dan mengimplementasikan sasaran Kaizen sesuai pengarahan manajemen puncak melalui penyebarluasan kebijakan dan manajemen fungsional silang,
2.      Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas fungsional,
3.      Menetapkan, memelihara, dan menetapkan standar Kaizen melalui program latihan intensif,
4.      Membantu karyawan memperoleh keterampilan daria lat pemecah masalah.
Ø  Peranan Supervisor, yang bertanggungjawab dalam :
1.      Mempergunakan Kaizen dalam peranan fungsional,
2.      Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan memberikan bimbingan kepada karyawan,
3.      Menyempurnakan komunikasi dengan karyawan dan mempertahankan moral tinggi,
4.      Mendukung aktivitas kelompok kecil ( seperti gugus mutu ) dan sistem saran individual,
5.      Mengintroduksi disiplin di tempat kerja,
6.      Memberikan saran Kaizen.
Ø  Peranan Karyawan. Setiap karyawan memiliki tanggungjawab untuk :
1.      Melibatkan diri dalam Kaizen melalui sistem saran dan aktivitas kelompok kecil,
2.      Mempraktikan disiplin di tempat kerja,
3.      Melibatkan diri dalam pengembangan diri yang terus menerus supaya menjadi pemecah masalah yang lebih baik
Ø  Kaizen dan Kualitas. Dalam lingkungan TQM, kualitas ditentukan oleh pelanggan. Bagaimanan pun cara pelanggan menetapkan kualitas, kualitas selalu dapat diperbaiki secara berkesinambungan. Kaizen merupakan konsep luas yang mendorong kualitas melalui perspektif Big Q ( Semua orang terlibat, baik internal maupun eksternal ).

3.      JUST – IN - TIME
A.    Filosofi dan Definisi Just-In-Time
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali di Jepang oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat, seperti Hawlett Packard, IBM, dan Harley Davidson.
Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus-menerus untuk merespon perusahaan dengan meminimisasi pemborosan. Tredapat empat aspek pokok dalam konsep JIT, yaitu :
1.      Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan  nilai tambah terhadap produk atau jasa,
2.      Komitmen terhadap kualitas prima,
3.      Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi,
4.      Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan  nilai tambah.

B.     Latar Belakang Timbulnya JIT
Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya berdasarkan peramalan kebutuhan dimasa yang akan datang. Padahal tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti walawpun ia memilki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar.
Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional memilki resiko kerugian  yang lebih besar kerena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, muncullag ide JIT yang hanya memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkah oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosan dapat dihilanhkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kompetitif. Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Tetapi ada sesuatu hal yang perlu selalu diingat ‘peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan tetap survive (karena persaingan masih ada depan mata), tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana’.

C.    Perbedaan Antara Filosofi JIT dan Tradisional
Pemanufakturan tradisional selalu memiliki sediaan, baik sediaan bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi.  Sebelum diproses, perusahaan memiliki sediaan bahan baku di gudang. Setelah selesai diproses, produk jadi disimpan di dalam gudang sampai ada pembeli. Alasan diperlukannya sediaan adalah untuk :
1.      Memenuhi permintaan pelanggan,
2.      Menghindari masalah apabila terjadi penghentian atau kerusakan fasilitas pemanufakturan,
3.      Memanfaatkan potongan tunai dan rabat (potongan pembelian),
4.      Mengantisipasi kenaikan harga dimasa yang akan datang.
Dengan demikian pada pemanufakturan tradisional tersebut terdapat pengagnggaran terhadap tingkat kerusakan  (defect) tertentu dan umpan balik yang berkaitan dengan barang yang rusak tersebut disajikan hanya pada akhir periode produksi. Masalah yang timbul adalah diperlikannya investast yang cukup besar untuk menyediakan tempat guna menyimpan sediaan serta diperlukannya tenaga untuk menjaga barang yang disimpan. Dari situ muncul masalah yang lain, yaitu adanya barang yang rusak, hilang, maupun usang akibat kelebihan produksi.
JIT dilain pihak merupakan puul system. Kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan peramalan pasar, akan tetapi berdasarkan permintaan yang datang dari pelanggan. Pemanufakturan JIT hanya memproduksi pada saat dan sebesar kuantitas yang diperlukan pelanggan. Proses produksi dipicu oleh permintaan pelanggan, sehingga suatu proses produksi hanya memproduksi apabila dipicu oleh proses selanjutnya. Bahan baku datang tepat pada saat akan diproses sehingga jumlah sediaan tidak material atau nol.

D.    Manfaat JIT
JIT bukan hanya sekedar metode pengendaliaan sediaan, tetapi juga merupakan sisitem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antara lain :
1.      Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya penghapusan kegiatan seperti penyimpanan sediaan,
2.      Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang,
3.      Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi,
4.      Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya,
5.      Mengurang lead time karena ukuran lot yang kecil sehingga sel produksi lebih dapat memberikan feedback terhadap masalah kualitas,
6.      Penggunaan mesin dan fasilitas secar lebih baik dengan pemasok,
7.      Layout pabrik yang lebih baik,
8.      Integrasi dan komunikasi yang lebih baik diantara fungsi-fungsi, seperti pemasaran, pembelian, dan produksi,
9.      Pengendalian kualitas dalam proses








BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC), suatu prosedur yang menghitung biaya objek seperti produk, jasa, dan pelanggan. ABC pertama – tama membebankan biaya sumber daya ke aktivitas yang dibentuk oleh organisasi. Kemudian biaya aktivitas debebankan ke produk, pelanggan, dan jasa yang berguna untuk menciptakan permintaan atas aktivitas.
Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya.
Activity Based Management (ABM) menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan penengendalian operasional dan penegendalian manajemen.
Peranan Sisten ABC :
1.      Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung,
2.      Pembebanan biaya dan alokasi biaya : Biaya langsung dan tak langsung.
Pembebanan biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool ke cost object. Biaya langsung dapat ditelusuri secara mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya tak langsung tidaka dapa ditelusuri secara mudah, sulit dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost pool ke cost pool atau objek biaya.
Manfaat ABC
a.       Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informasi, yang mengarahkan pengukuran protabilitas produk lebih akurat terhadap keputusan stratejik, tentang harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal,
b.      Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai produk (product value) dan nilai proses (process value).
c.       Memudahkan memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan.



Kelemahan ABC
a.       Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
b.      Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya,
c.       Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama.

Activity Based Management (ABM)
ABM adalah proses manajemen yang digunakan menyediakan informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar analisis biaya untuk mengembangkan keuntungan organisasi.
ABM mencakup pembuatan keputusan berikut :
1.      Modifikasi harga, bauran produk, dan bauran pelanggan,
2.      Meningkatkan hubungan dengan pemasok dan pelanggan,
3.      Meningkatkan rancangan produk dan jasa,
4.      Membuat aktivitas lebih efisien,
5.      Mengurangi kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan yang tidak menciptakan nilai pelanggan,
PENDEKATAN KAIZEN
Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti peubahan dan Zen berarti baik. Kaizen mengandung pengertian melakukan perubahan agar lebih baik secara terus menerus dan tiada berkesudahan. Aspek perbaikan dalam Kaizen mencakup orang dan proses. Bila model Kaizen ditetapkan, maka semua aspek organisasi harus diperbaiki sepanjang waktu. Dalam hal ini berlaku prinsip good enough is never enough.

JUST – IN - TIME
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta


DAFTAR PUSTAKA


-          Ahmad, Khamaruddin. 2000. Akuntansi Manajemen: Dasar – Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Palembang: Penerbit Universitas Sriwijaya.
-          Tjiptono, Fandy. & Anastasia Diana. 2001. TQM: Total Quality Management. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.